LAMPUNG TIMUR: Delapan Desa Pasirsakti, Jadi Danau
PASIRSAKTI (Lampost.co) : Delapan desa yang ada di Kecamatan Pasirsakti, Lampung Timur, yang luasnya diatas 500 hektar, sudah menyerupai danau, dan tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,tak lain penyebabnya dari meluasnya penyedotan pasir.
Camat Pasirsakti, Lampung Timur, Supoyo,mengaku merasa prihatin melihat kondisi delapan desa yang sudah menyerupai danau yakni, Desa Pulausari, Mekarsari, Purworejo, Rejomuliyo, Labuhanratu,Kedungringin, dan Sumurkucing. Namun Supoyo tidak bisa berbuat banyak, untuk bisa menghentikan aktivitas yang berujung merusak ekosistim perkampungan, sebab kata Supyo, tidak sedikit masyarakat Kecamatan Pasirsakti, yang sangat setuju dengan adanya galian pasir di kampungnya, selain mendapatkan keuntungan hasil dari menjual lahan kepada pengusaha, juga mendapat lahan pekerjaan sebagai buruh penyedot pasir
"Mereka orang awam, tidak tahu dampak kedepannya, sedangkan ekonomi terus menghimpit tentu dengan iming-iming adanya lahan pekerjaan mereka menyetujui," kata Supoyo, Senin (14-1)
Masih dikatakan Supoyo, sebenarnya yang bisa menindak tegas atau menutup adanya galian pasir tentu dari Dinas Pertambangan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Perijinan. "Kami juga tidak mengeri kenapa ke tiga dinas tersebut tak bisa atau tak berani menutup atau menolak perijinan yang baru, sebab sebelum saya jadi camat di sini, galian pasir sudah meluas," kata Supoyo.
Sementara itu Made Yase Warga Kecamatan Pasirsakti, delapan desa tersebut yang luasannya di atas 500 hektare, jika di lihat persis seperti danau buatan, yang tampak hanya genangan air, sepanjang mata memandang, penyebab dari rusaknya lingkungan tersebut tak lain dari aktivis penggali pasir yang sudah menahun, dan kedalaman yang dikeruk dengan menggunakan alat berat rata-rata 11 meter.
"Jenis pasir yang di ambil yaitu pasir kuarsa, dan pasir-pasir itu dikirim ke luar daerah," kata Made. Selain menyebabkan desa menjadi danau dampak dari banyaknya aktivitas penggali pasir, yaitu jalan yang ada di perkampungan mengalami kerusakan cukup parah, sebab setiap hari tidak kurang dari 100 unit kendaraan besar yang keluar masuk menuju areal galian, yang melewati perkampungan tentu dengan beban tonase yang cukup berat.
Di tempat terpisah, Suroso, warga Desa Kedungringin, Kecamatan Pasirsakti, sangat menyesalkan dengan keadaan Kecamatan Pairsakti, awalnya sebelum ada penyedotan galian pasir, di delapan desa tersebut merupakan areal peladangan dan permukiman warga, karena tergiur dengan nominal rupiah dari pengusaha, warga terpaksa menjual kepada pegusaha pasir, setelah pengusaha menyedot pasir hingga kedalaman 11 meter, lahan tersebut ditinggalkan begitu saja.
"Sebenarnya anggota DPRD mengetahui kondisi Pasirsakti, dan sering melakukan kunjungan namun tidak ada hasilnya," kata Suroso. (GUS/L-1)
KETERANGAN FOTO:
Lahan sebuah rumah yang hampir habis akibat penyedotan pasir, di Kecamatan Pasir Sakti, Lampung Timur. warga mengeluh lahan di sekitar penyedotan yang pondasi rumahnya turun sekitar 5 sentimeter. (pasirsaktilamtim.blogspot.com)
https://www.facebook.com/samsudin.bkc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar