Bayi Ketawa

Selasa, 27 Januari 2015

Asal Muasal Desa Candimulyo

BAB II
PEMBAHASAN

  1. MAKNA KATA CANDIMULYO
Nama Candimulyo berasal dari bahasa Jawa, yang terdiri dari kata candi dan kata mulyo. Secara bahasa, candi berarti tempat dan mulyo memiliki arti subur, makmur, sejahtera. Jadi secara terminologi, Candimulyo dapat diartikan sebagai tempat yang subur, makmur dan penghuninya sejahtera
        2. LETAK DAN KONDISI GEOGRAFIS DESA CANDIMULYO
Desa Candimulyo terletak di sebelah timur Kota Kebumen, dari pusat kota hanya berjarak sekitar 3 km. Desa Candimulyo terdiri dari 3 RW atau pedukuhan, yaitu RW 1 Pedukuhan Tlimbeng, RW 2 Pedukuhan Krajan atau Ndesa dan RW 3 Pedukuhan Pejaten. Masing-masing dukuh  terdiri dari 3 RT.
Batas-batas Desa Candimulyo adalah sebagai berikut :
  • Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kalijirek dan Desa Bandung yang dibatasi oleh areal persawahan.
  • Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tanahsari dan pembatasnya berupa Sungai Kedung Bener.
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Somalangu atau Sumberadi, tanpa bentang alam sebagai pembatasnya.
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kembaran dengan areal persawahan sebagai pembatasnya.
Desa Candimulyo berada di daerah dataran rendah, terdiri atas areal persawahan, kebun atau lahan kering, kali mati dan daerah pemukiman.
Picture6        3. SEJARAH DESA CANDIMULYO
         Asal-usul Desa Candimulyo tidak lepas dari sejarah Pondok Pesantern Al Kahfi Somalangu. Tidak lain adalah Sayid Muhammad Ishom Al Hasani atau lebih dikenal dengan nama Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al Hasani. Seorang mubaligh dari Yaman, yang berniat untuk menyebarkan Islam ke Pulau Jawa. Beliau mendarat di Pulau Jawa untuk pertama kalinya di Pantai Karang Bolong, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, sekitar abad ke-15 Masehi. Setelah berhasil mengalahkan Resi Darapundi di Karanganyar, kemudian mengislamkan resi dan para penduduknya. Lalu desa tersebut diberi nama Desa Candi. Perjalanan beliau berlanjut ke timur hingga sampai di daerah yang sekarang menjadi Desa Candimulyo ini. Besar kemungkinan, pada saat itu daerah tersebut juga telah banyak penduduknya. Dimana mayoritas para penduduknya memeluk agama Hindu, mengapa bisa dikatakan demikian? Desa Candimulyo letaknya tidak jauh dari Desa Sumberadi, yang mana di Desa  Sumberadi ini, ditemukan situs peninggalan lingga dan yoni serta bongkahan batu bara berukuran besar yang di duga merupakan bagian dari komplek candi untuk pemujaan masyarakat Hindu. Ini menandakan bahwa sejak abad ke-8 pun tempat tersebut sudah dihuni oleh manusia. Begitupun dengan daerah Candimulyo yang bertetangga dengan Sumberadi. Di daerah Candimulyo, Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al Hasani bertemu dengan Resi atau seorang pemuka agama Hindu. Yaitu Resi Candra Tirta di Desa Candiwulan dan Resi Danu Tirta di Desa Candimulyo. Syekh Abdul Kahfi berhasil mengenalkan islam kepada Resi Danu Tirta dan para penduduk di daerah tersebut, hingga akhirnya Resi Danu Tirta dan para penduduk sekitar memeluk agama Islam. Kemudian oleh Syekh Abdul Kahfi Al Hasani, daerah tersebut diberi nama Candimulyo. Dan memberi nama Candiwulan untuk daerah di sebelah barat Desa Candimulyo. Tidak ada yang mengetahui kenapa ulama dari Yaman tersebut memberi nama kedua daerah itu dengan kata “candi” di awal nama daerah tersebut. Apakah memang di daerah tersebut ada bangunan candinya, ataukah hanya wujud penghormatan pada kebudayaan Hindu yang semula dianut oleh penduduk sekitar. Namun, sampai sekarang penduduk Desa Candimulyo percaya bahwa Desa mereka diberi nama Candimulyo karena terdapat candi di daerah tersebut.
        Cerita di atas, merupakan sejarah Desa Candimulyo jika ditarik benang merah dari sejarah Ponpes Al Kahfi. Namun ada pula sejarah Desa Candimulyo yang mengandung cerita mistik. Cerita yang berkembang di masyarakat tentang sejarah Desa Candimulyo itu, sebagai berikut :
        Pada jaman dahulu kala di daerah yang sekarang menjadi Desa Candimulyo ini, terdapat sebuah candi yang tidak dapat terlihat seutuhnya, entah itu karena terkubur oleh tanah, atau karena tertutup oleh kekuatan ghaib. Hanya sebagian kecil bagian candi saja yang terlihat, itupun tidak terlihat seperti sebuah candi. Layaknya sebuah rumah, candi tersebutpun ada penunggu atau penjaganya, yaitu makhluk yang tak kasap mata. Orang yang ingin membuka candi tersebut harus bertarung dan mengalahkan si empunya candi. Hingga datanglah Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al Hasani ke daerah tersebut. Beliau berniat untuk membuka candi itu, namun Resi Danu Tirta melarangnya. Karena hal tersebut, terjadilah perkelahian yang tidak terelakkan antara Syekh Abdul Kahfi dan Resi Danu Tirta. Namun Syekh Abdul Kahfi-lah yang berhasil memenangkan pertarungan tersebut. Setelah berdiskusi dan menerangkan mengenai ajaran islam pada Danu Tirta, akhirnya sang resi ini barsedia untuk memeluk agama Islam. Tetapi niat awal Syekh Abdul Kahfi untuk membuka candi tersebut diurungkan, mungkin karena alasan yang diutarakan Danu Tirta. Karena adanya candi inilah, maka Syekh Abdul Kahfi memberi nama daerah tersebut dengan nama “Candimulyo”.
        Di Desa Candimulyo itu sendiri, ada sebuah bangunan atau lebih tepatnya disebut reruntuhan. Karena memang bentuknya yang sudah tidak utuh lagi, yang dipercaya oleh masyarakat Desa Candimulyo sebagai candi yang menjadi asal muasal nama Candimulyo. Reruntuhan candi tersebut terletak di Dukuh Tlimbeng. Berikut adalah gambar candi yang sudah tak terlihat bentuknya.
2013-01-01-023
        Sekarang candi tersebut hanya berupa gundukan tanah dan batu-batu. Candi ini memang sudah tidak menunjukkan bentuk dan susunan yang jelas layaknya candi-candi pada umumnya. Pada gambar di atas, terlihat batu yang permukaannya rata dan diletakkan berjajar.
2013-01-01-026

        Pada gambar di atas, nampak seperti anak tangga menuju ke atas, seperti layaknya sebuah candi dimana terdapat tangga menuju ke ruang pemujaan. Yang menjadi pertanyaan adalah, jika itu sebuah candi, mengapa candi tersebut tersusun dari batu bata? Bukankah candi-candi pada jaman dahulu dibuat dengan batu yang di pahat? Entahlah, belum ada penelitian lebih lanjut dari ahli arkeolog, yang dapat membuktikan apakah benar reruntuhan tersebut merupakan candi atau bukan. Namun secara turun temurun cerita asal mula nama Candimulyo yang diceritakan para orang tua kepada anaknya, ialah versi kedua dari cerita di atas. Jika kita melihat sejarah yang sudah terbukti kebenarannya yaitu versi pertama. Karena kisah perjalanan Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al Hasani yang mengislamkan Resi Danu Tirta, lalu menamai Candimulyo itu tercatat dalam buku, kitab serta manuskrip sejarah yang sekarang tersimpan di Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu.
         Bisa dikatakan bahwa peran utama dari cerita sejarah Desa Candimulyo ini adalah Sayid Muhammad Ishom Al Hasani. Karena berkat jasa beliaulah Islam dapat tersebar di Kebumen ini. Dan berhasil membawa penduduk Candimulyo dan para keturunannya dapat merasakan kemuliaan dan keluhuran Islam.
          Makam Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al Hasani terletak di Pemakaman Umum Lemah Lanang yang berada di Desa Candimulyo dan Desa Somalangu. Setiap bulan Rabi’ul Awal ( Maulud ) dan bulan Rajab dalam kalender Hijriah,  ribuan orang dari berbagai penjuru datang untuk berziarah dan mengikuti acara Khaul yang diadakan di Pondok Pesantren Al Kahfi dan Al Falah.
         Itulah sepenggal sejarah Desa Candimulyo yang selama ini ada di tengah masyarakat Desa Candimulyo. Diperlukan penelitian dan pengkajian yang lebih mendalam untuk mengetahui apakah candi yang ada di Dukuh Tlimbeng tersebut memang benar-benar candi hindu. Ataukah mungkin hanya reruntuhan bangunan biasa. Dibawah ini foto candi dari kejauhan.
2013-01-01-028

Tidak ada komentar:

Posting Komentar